Apakah anda masih
mendengar nama permainan ini ? Atau apakah anda belum mengenal permainan ini
sama sekali ? Apabila anda adalah orang yang lahir di tahun 90an anda akan
mengenal permainan yang bernama patok lele. Patok lele dimainkan dari kalangan anak-anak,
remaja, sampai orang tua karena orang yang menonton permainan ini juga banyak
di zaman dulu. Umumnya permainan ini dimainkan di sore hari karena saat sore
orang banyak yang memiliki waktu senggang di zaman dulu sehingga yang bermain
dan yang menonton permainan ini cukup ramai.
Asal Permainan
Patok lele sudah ada di zaman nenek moyang kita dan permainan ini populer di tahun 1900an tetapi tempat ditemukannya permainan ini belum diketahui kepastiannya, sebagian orang mengatakan dari Lampung, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Tetapi pastinya permainan ini sudah menyebar hampir di seluruh Indonesia.
Gambar 1. Anak-Anak yang Sedang Bermain Patok Lele
Peralatan dan Fasilitan Permainan
Asal Permainan
Patok lele sudah ada di zaman nenek moyang kita dan permainan ini populer di tahun 1900an tetapi tempat ditemukannya permainan ini belum diketahui kepastiannya, sebagian orang mengatakan dari Lampung, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Tetapi pastinya permainan ini sudah menyebar hampir di seluruh Indonesia.
Gambar 1. Anak-Anak yang Sedang Bermain Patok Lele
Peralatan dan Fasilitan Permainan
1.
Lapangan bermain sekitar 20 x 20
meter dan pemain yang dibutuhkan sekitar 4-8 orang.
2.
Kayu berbentuk silinder dengan
panjang 40-50 cm dengan diameter kurang lebih 2-4 cm 1 buah dan kayu berbentuk
silinder dengan panjang 15-20 cm dengan diameter kurang lebih 1,5-3cm 1 buah.
3.
Di pinggir lapangan dibuat lubang yang
memanjang dengan ukuran 10 x 4 cm dengan kedalaman 4 cm.
1.
Tongkat kayu yang lebih pendek
diletakkan melintag di atas lubang yang di pinggir lapangan lalu dengan
menggunakan tongkat kayu yang panjang untuk mengungkit tongkat kayu kecil
sejauh mungkin.
2.
Apabila tongkat kayu yang diungkit
tertangkap oleh pemain lain, maka giliran pemain yang mengungkit tadi habis
tapi jika tidak kena atau tertangkap lawan, anak patok lele akan dilemparkan ke
induknya (pengungkit) jika kena maka gilirannya habis atau diganti dengan
pemain yang lain.
3.
Pemain harus berdiri di belakang
garis, tongkat pengungkit memukul tongkat yang pendek dengan melambungkan nya
ke udara sendiri.
4.
Tongkat pendek dilemparkan kembali
oleh lawan dan pemain harus bisa mengenai tongkat pendek yang dilempar. Apabila
kena langsung dihitung nilainya.
5.
Anak patok lele ditaruh ke dalam
lubang dalam posisi tertidur kemudian pukul dengan tongkat panjang sampai
memantul ke atas lalu dipukul ke arah horizontal seajuh mungkin.
6.
Apabila pemukul dapat dapt melakukan
pukulan sempurna sebanyak 2 kali, maka nilainya dikalikan dua kali lipat. Tapi
jika anak patok tertangkap lawan maka semua nilai yang dihasilkan diambil oleh
tim lawan.
7.
Apabila selama permainan anak patok
lele tertangkap, lalu lawan ditangkap dengan menggunakan dua tangan dapat nilai
10 dan apabila ditangkap dengan menggunakan satu tangan memperoleh nilai 50.
8.
Nilai dihitung menurut jarak antara
anak patok lele yang jatuh dengan lubang awal dan diukur dengan tongkat yang
panjang.
Permainan ini sudah jarang ditemukan karena di zaman sekarang anak-anak lebih tertarik kepada permainan online dan permainan melalui konsol-konsol modern. Anak-anak zaman sekarang sudah tidak mau merasakan kesenangan langsung yang dialami melalui kebersamaan dalam permainan terbuka ini, sangat disayangkan melihat kenyataan di masyarakat sekarang. Tetapi di beberapa daerah kecil maupun besar seperti di pedesaan Jawa tengah dan Sumatera Utara permainan ini masih sangat digemari karena orang tua di desa-desa tersebut tidak mau membiarkan kalangan muda sekarang lupa terhadap permainan yang menyenangkan ini. Esensi yang diberikan adalah agar anak-anak zaman sekarang tidak mudah untuk melupakan sejarah mulai dari hal yaang kecil seperti permainan tradisional.
Comments
Post a Comment