BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia adalah yang makhluk istimewa
yang diciptakan Tuhan karena memiliki akal budi. Melalui akal budi manusia
dapat hidup sesuai dengan apa yang ada tempat
di mana dia hidup. Perkembangan yang dialami oleh manusia menjadikan dia
lebih matang dalam menjalani kehidupan ini. Dewasa awal merupakan masa
permulaan dimana seseorang mulai menjalani kehidupan ini. Dewasa awal merupakan
masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani hubungan secara intim dengan
lawan jenis. Hurlock (1993) dia mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal
dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang
diperolehnya. Dari segi fisik masa dewasa awal adalah masa dari puncak
perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini mengalami degradasi
sedikit-demi sedikit, mungkin mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Pada
segi emosional, pada masa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu
sangat besar yang didukung oleh fisik yang prima. Oleh karena itu, ada
steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja awal dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih
mengutamakan fisik dari pada kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam suatu
masalah.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari
masa remaja menuju masa dewasa. Peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri
baik dari ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan pandangan masa depan lebih
realistis. Secara hukum dewasa awal sejak seseorang menginjak usia 21 tahun
(meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia
21 tahun). Sedangkan dari lingkup pendidikan yaitu masa dicapainya kemasakan
kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil ajar latih yang ditunjang
kesiapan. (Mappiare 15:1983)
B. Rumusan
Masalah
Apa pengertian dewasa awal?
Apa ciri-ciri perkembangan dewasa awal?
C. Tujuan
Penulisan
Mengetahui pengertian dewasa awal
Mengetahui ciri-ciri perkembanagn dewasa awal
D. Manfaat
Penulisan
Mengetahui berbagai pengertian dewasa awal dari
beberapa ahli, serta mengetahui ciri-ciri perkembangan dewasa awal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dewasa awal
Istilah adult atau dewasa berasal dari
kata kerja latin, yang berarti “tumbuh menjadi dewasa”. akan tetapi adult
berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti
“telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”, atau “telah menjadi
dewasa”. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama
dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology,
1991).
Dewasa awal adalah masa peralihan dari
masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18
tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa
awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Dewasa awal adalah masa peralihan
dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri,
pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai
dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan
bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari
ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan
diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers &
Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa
awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau
tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan
mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,
kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).Hurlock (1990)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur
40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong
dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang
ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa
transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role
trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal
adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah
masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini,
penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam
Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah
menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau
mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan
dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa
awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara
intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa
dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan
kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah
masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan
mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi
lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi
untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima.
Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal
adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio
dalam menyelesaikan suatu masalah.
Pengertian dewasa awal menurut para ahli :
1)
H. S. Becker
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian
terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang
baru.
2). Havighurst (dalam Monks, Knoers dan
Haditono: 2001)
tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau
membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu
kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
3). E. B. Hurlock, 1993
Masa dewasa awal atau “early adultood” terbentang
sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kita umur usia empat
puluh tahun (dialami seseorang sekitar dua puluh tahun).
B.
Ciri-ciri masa
dewasa awal
Masa dewasa awal merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial baru.
Orang dewasa awal di harapkan memainkan peran baru, seperti peran suami atau
istri orang tua ,dan pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian
diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang
hidup seseorang. Periode ini sangat sulit sebab sejauh ini sebagian besar anak mempunyai orang tua, guru, teman
atau orang lain yang bersedia yang bersedia menolong mereka mengadakan
penyesuaian diri. Apabila merekan menemui kesulitan-kesulitan yang sukar
diatasi, mereka ragu ragu untuk meminta pertolongan dan nasehat orang lain,
karena enggan dianggap “belum dewasa”.
Di bawah ini di uraikan secara ringkas ciri-ciri
yang menonjol dalam tahun-tahun masa dewasa awal.
1.
Masa dewasa awal
sebagai “masa pengaturan”
Masa dewasa awal merupakan masa
pengaturan. Pada masa ini individu menerima tanggung jawab sebagai orang
dewasa. Telah di katakan masa anak anak dan masa remaja merupakan periode
merupakan “pertumbahan” dan dewasa merupakan “pengaturan” atau (setledown).
Pada generasi-generasi terdahulu berada pandangan bahwa jika anak laki-laki dan
wanita mencapai usia dewasa secara syah,
hari hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima
tanggung jawab sebagai orang dewasa.ini berarti bahwa peria muda mulai membentuk
bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda
mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
Untuk mencoba berbagai pola kehidupan
dan berganti ganti pacar agar dapat
memilih pola hidup dan pasangan hidup yang di rasa cocok, sudah tentu
memerlukan waktu .dengan sendirinya pemuda sekarang lebih lambat dalam segala usia dari pada
orang tua mereka, apalagi bila di bandingkan dengan kakek mereka rata-rata
pemuda dewasa sekarang mulai menentukan pola hidupnya dan memilih pasangan hidupnya sekitar umur 30
tahun-an, walaupun banyak juga yang sudah mulai mantap pada usia yang lebih
muda dari pada itu.
Kapan orang muda memulai hidup rumah tangga
tergantung dua faktor :
Cepat atau tidaknya mereka mampu menemukan pola
hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan.
Contohnya :
Seorang wanita yang sejak waktu dia
bermain boneka sudah ingin menjadi seorang istri dan ibu, setelah tamat sekolah
tidak akan memerlukan waktu lama lagi untuk menentukan peran yang sesuai
baginya, seorang laki-laki yang selalu berkeinginan menjadi dokter tidak
memerlukan coba-coba lagi untuk menentukan pekerjaan yang memenuhi suara
hatinya. Menentukan kemantapan atau pilihan seseorang bekerja tanggung jawab
yang harus di pikulnya sebelum ia mulai berkarya.
Contohnya :
pria yang memilih ilmu kedokteran
sebagai karirnya tentu saja tidak dapat cepat-cepat siap bekerja sampai usianya
mendekatai umur 30an karena ia harus menyelesaikan pendidikan sekolah atas dulu
kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dokter.
Sekali seorang menemukan pola hidup yang
diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya ia akan mengembangkan pola pola
perilaku, sikap dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama
sisa hidupnya. Setiap keharusan mengubah pola ini pada usia setengah baya atau
usia lanjut akan sulit dan dapat menimbulkan gangguan emosional. Tidak di
sangsikan lagi ,berbagai ketidakpuasan dan ketidak bahagiaan yang di dapati
seseorang pada usia ini adalah akibat keputusan rumah tangga atau bekerja yang
tergesa-gesa sebelum menemukan suatu pola hidup yang memberikan kemungkinan
kemungkinan untuk kepuasan sepanjang hidup.
2.
Masa usia dewasa
awal sebagai “usia reproduktif”
Orang tua (parenthood) merupakan salah
satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa .orang yang kawin
berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia 20an atau 30an,beberapa
sudah menjadi kakek atau nenek sebelum masa awal berakhir. Awal yang belum
menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai kehidupan karirnya,
tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa dia mampu berkeluarga.
perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar 30an.demikian pula, jika
wanita ingin berkarir sesudah menikah ,ia akan menunda untuk mempunyai anak
sampai usia 30an.dengan demikian baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari masa dewasa awal merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang cepat
mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan
pada tahun tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa awal
merupakan masa reproduksi.
3.
Masa dewasa awal
sebagai “ masa bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa
banyak masalah baru yang harus dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini
dari segi utamanya berbeda dengan dari masalah-masalah yang sudah dialami
sebelumnya.
Dengan menurunnya tingkat usia
kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun, pada tahun 1970, anak-anak muda telah
dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak susah untuk mengatasinya.
Meskipun mereka sekarang dapat memberikan suaranya, memiliki harta benda,
menikah tanpa persetujuan orang tuamserta dapat melakukan berbagai hal yang
tidak dapat di lakukan orang muda ketika ketentuan usia dewasa secara hukum
masih 21 tahun, jelas pula bahwa “kebebasan baru ini menimbulkan
masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa yang masih muda
itu sendiri maupun oleh kedua orang
tuanya”. Penyesuaian diri terhadap masalah masa dewasa awal menjadi lebih
intensif dengan diperpendeknya masa remaja, sebab masa transisi untuk menjadi
dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak muda hamper tidak mempunyai waktu
untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa..
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian
diri terhadap masalah-masalah pada masa dewasa awal begitu sulit :
Sedikit sekali orang muda yang mempunyai
persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang perlu diatasi sebagai orang
dewasa. Mencoba menguasai dua atau lebih keterampilan serempak biasanya
menyebabkan keduanya kurang berhasil. Mungkin yang paling berat dari semuanya
orang-orang muda itu tidak memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
mereka, tidak seperti sewaktu mereka dianggap belum dewasa
4.
Masa dewasa awal
sebagai “masa ketegangan emosional”
Banyak orang dewasa muda mengalami
kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya
seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan
emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada
umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan
yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan
yang dialami dalam pergumulan persoalan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut
sampai tigapuluhan, hal itu umumnya Nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang
diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaian
diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya
penyelesaian itu.
5.
Masa dewasa awal
sebagai “masa keterasingan sosial”
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan
terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan dewasa, yaitu kerier, perkawinan
dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja
menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama
kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami
keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis
keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya
semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karier – dengan demikian
keramahtamhan masa remaja di ganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa –
dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan
mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi
yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka
menjadi agosentis dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
6.
Masa dewasa dini
sebagai “masa komitmen”
Setelah menjadi orang dewasa, individu
akan mengalami perubahan, dimana mereka akan memiliki tanggung jawab sendiri
dan memiliki komitmen-komitmen sendiri.
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam
Hurlock: 250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk
selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggung jawab yang terlalu berat
untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda
menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter
gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang
untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik di
sekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir, hidup
anda akan berkarier sebagai guru besar”
7.
Masa dewasa dini
sering merupakan masa ketergantungan.
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana
ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin
pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau
sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai
pendidikan mereka.
Meskipun telah mencapai status dewasa,
banyak individu yang masih tergantung pada orang-orang tertentu dalam jangka
waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada orang tua yang
membiayai pendidikan.
8.
Masa dewasa dini
sebagai masa perubahan nilai.
Perubahan terjadi karena adanya
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dan nilai-nilai itu dapat
dilihat dari kacamata orang dewasa. Perubahan nilai ini disebabkan karena beberapa
alasan yaitu individu ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa,
individu menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai
konvensional dalam hal keyakinan dan perilaku. Banyak nilai masa kanak-kanak
dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan
orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca
mata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu
kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu
loncatan untuk meraih suatu keberhasilan social, karier, dan kepuasan pribadi.
Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa yang
semula putus sekolah atau universitas memutuskan untuk sekolah kembali dan
belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak yang merasakan kegiatan
belajar sebagai perangsang semangat mereka, sehingga mereka mengikuti berbagai
kursus setelah mereka tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan tinggi
(Elizabeth B.Hurlock. 2009. hal.251).
9.
Masa dewasa dini
masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
Masa ini individu banyak mengalami
perubahan dimana gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran
orangtua. Perkawinan sesudah kehamilan tidak di anggap hal yang perlu
dirahasiakan seperti dulu, di antara berbagai penyesuaian diri yang paling umum
adalah penyesuaian diri pada pola seks atas dasar persamaan derajat yang
menggantikan pembedaan pola peran seks pola seks tradisional serta pola pola
baru bagi kehidupan keluarga, termasuk
perceraian, keluarga berorang tua tunggal dan berbagai pola baru di tempat
pekerjaan khususnya pada unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang
bisnis dan industri
10. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif.
Orang yang dewasa tidak terikat lagi
oleh ketentuan dan aturan orangtua maupun guru-gurunya sehingga terlebas dari
belenggu ini dan bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan. Bentuk
kreatifitas ini tergantung dengan minat dan kemampuan individual. Bentuk
kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat
dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang
menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
Masa Dewasa Dini sebagai masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru. Di antara berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang
muda terhadap gaya hidup baru, yang paling umum adalah penyesuaian diri pada
pola peran seks atas dasar persamaan derajat (egalitarian) yang menggantikan
pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola-pola baru bagi kehidupan
keluarga, termasuk perceraian, serta berbagai pola baru.
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik
dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare: 17), terdapat tujuh ciri
kematangan psikologi, sebagai berikut:
Berorientasi pada tugas, bukan pada diri
atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,
dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan
pribadi.
Tujuan-tujuan yang jelas dan
kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat
tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat
didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja
secara terbimbing menuju arahnya.
Mengendalikan perasaan pribadi;
seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak
dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan
dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi
mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif
yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan
kenyataan.
Menerima kritik dan saran; orang matang
memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar,
sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi
peningkatan dirinya.
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha
pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu
usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa
hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sungguh,
sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia bertanggung jawab
secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi
baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan
kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru
Optimalisasi Perkembangan Masa Dewasa
awal, Dewasa dini/awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia
berada pada puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki
rentang waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang
ada pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan
kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada masa
selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa yang sangat
panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia
ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam ketergantungan
menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan di ujung fase ini adalah fase
dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga
masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam
masa penelitian karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi
memegang peranan penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa
menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah
pekerjaan, pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat,
pemimpin, suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik
B.
Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentaang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Morks, F.J., Knoers. A.M.P & Hadinoto S.R
(2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Santrock (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta
: Erlangga
Santrock (2002). Life- span development
(perkembangan masa hidup), jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Mappiare, Andi (1983). Psikologi orang dewasa.
Surabaya: usaha nasional.
Julius, dkk. 198 Drs. Johan W Kandau (1991).
Psikologi umum, Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://my-lieza.blogspot.co.id/2014/02/makalah-psikologi-perkembangan-dewasa.html
Comments
Post a Comment